KOMPAK lahir dari sebuah panggilan Allah kepada Klemensia Sheny Chaniaraga di tahun 2010 dengan sebuah perintah sederhana “Jalan” tanpa mengerti kemana harus pergi dan melangkah. Saat itu dengan keterbatasan dirinya yang baru saja menjadi seorang Katolik maka Sheny pun berusaha memenuhi apa yang diminta Allah untuk berjalan. Hingga akhirnya langkah itu menuntunnya turun dari sebuah angkutan umum di depan sebuah gedung tanpa mengetahui gedung apa tersebut. Setelah masuk akhirnya Sheny baru mengetahui gedung tersebut adalah Gedung Gembala Baik yang terletak di daerah Jatinegara dan di dalam gedung tersebut ternyata berkumpullah para disabilitas Tuna Rungu (Tuli) dan beberapa Tuna Daksa yang berkumpul bersama untuk mendapatkan pelayanan iman dalam kondisi yang sangat terbatas.
Melihat kondisi tersebut, mengertilah Sheny bahwa panggilan yang diterimanya adalah sebuah panggilan yang penuh kerinduan dari Allah untuk menyapa Umat-Nya yang berkebutuhan khusus. Maka sejak itu, dari semula yang tidak mengerti Bahasa Isyarat perlahan-lahan Sheny pun belajar bersama para Tuna Rungu yang dengan senang hati mengajarkan bahasa komunikasi mereka. Dengan kegigihan dan waktu yang ditumpahkan bagi pelayanan ini akhirnya sedikit demi sedikit Sheny pun bisa menguasai bahasa isyarat tersebut dan mulai melayani mereka.
Melihat pentingnya dan kerinduan pelayanan iman bagi para disabilitas maka Sheny pun memutuskan untuk semakin terjun dalam pelayanan dan berhenti bekerja agar dapat mencurahkan diri dalam pelayanan ini sepenuhnya. Matius 22:37 “Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. Inilah yang semakin membulatkan Sheny untuk melayani para disabilitas yang semakin bertambah jumlahnya hari ke hari karena kerinduan akan pelayanan ini.
Namun keterbatasan dana, tenaga dan tempat, berulang kali KOMPAK harus terpaksa juga melakukan pelayanan iman di jalanan. Namun hal ini tidak membuat surut semangat Sheny dan para disabilitas untuk tetap berkumpul. Gedung Gembala Baik juga memiliki keterbatasan pemakaian karena cukup banyak kegiatan lain yang juga dilakukan disana. Dengan berdoa dan meminta pengarahan Allah maka akhirnya pada tahun 2014, Sheny pun berkenalan dengan Ibu Susiati Mulya dari Paroki Kramat yang kemudian mempertemukan beliau dengan Romo Kepala Paroki Kramat – RP. Yustinus Agung Setiadi, OFM. Romo Agung ternyata juga sudah sangat merindukan pelayanan untuk disabilitas bisa hadir dalam parokinya dan beliau senantiasa berdoa agar dapat mewujudkan itu.
Dengan bertemunya kedua keinginan, yang satu ingin memiliki tempat tetap untuk dapat memberikan pelayanan iman sedangkan yang satu ingin menjadi tempat untuk memberikan pelayanan iman dan sosial bagi disabilitas maka jadilah Paroki Kramat-Gereja Hati Kudus sebagai Rumah KOMPAK untuk para disabilitas yang kemudian resmi disapa dengan sebutan UBK (Umat Berkebutuhan Khusus) untuk mendapatkan pelayanan pastoral dan iman. Istilah UBK inipun menjadi berkembang saat ini di Paroki-paroki yang telah memulai pelayanan bagi para disabilitas.
Tidak terasa sudah berjalan hampir 6 tahun (2014-2020) KOMPAK diberikan tempat di Paroki Kramat dan saat ini pelayanan iman dan sosial meliputi Misa Inklusif dengan Interpreter Bahasa isyarat, Pembinaan Iman, Pelayanan Sakramental (Pengakuan Dosa, Perkawinan, Pembaptisan, Krisma dll) telah berjalan dengan sangat baik dan bahkan kini ditambah dengan berbagai macam kegiatan kesenian dan ketrampilan agar UBK pun dapat memberikan talentanya untuk memuliakan Tuhan dan dirasakan kehadirannya yang berarti untuk Umat lain dan masyarakat.
Harapan KOMPAK adalah semakin banyak dan berkembangnya pelayanan bagi para UBK di berbagai Paroki sehingga dapat sama-sama bergerak menghadirkan Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus bagi Umat-Nya.