Dimulai pada hari Sabtu, 10 April 2021 bertempat di Rumah OFM Kramat, para Frater OFM belajar bahasa isyarat. Kelas isyarat ini merupakan salah satu kelas ekstrakulikuler untuk para Frater OFM pada tahun 2021 yang sejalan dengan dicanangkannya sebagai “Tahun Persaudaraan” sekaligus tindak lanjut dari keputusan Kapitel Provinsi 2019 No. 6.1.3 tentang Pastoral Umat Berkebutuhan Khusus.
Kelas isyarat ini diikuti oleh 10 Frater dari 3 komunitas, yaitu: Komunitas Fransiskus Asisi Kramat, Komunitas Santo Antonius Padua, dan Komunitas Duns Scotus. Kesepuluh Frater OFM ini terdiri dari berbagai tingkat, dengan detail sebagai berikut:
Komunitas Fransiskus Asisi :
- Felisian Novendro Ambal (Frater Vendro) → Tingkat 2
- Marianus Haryanto Leto (Frater Ary) → Tingkat 2
- Heribertus Setiawan (Frater Heri) → Tingkat 2
- Stefanus Fanrousel Nadut (Frater Fanrou) → Tingkat 2
Komunitas Santo Antonius Padua :
- Yusuf Raditya Prima Rahadi (Frater Radit) → Tingkat 2
- Yohanes Christian Dampuk (Frater Joan) → Tingkat 3
- Oktavianus Baptista Jauhari (Frater Vian) → Tingkat 4
Komunitas Duns Scotus :
- Azevedo Tarling (Frater Vedo) → Tingkat 2
- Stefanus Harkam Nampung (Frater Stefan) → Tingkat 4
- Gabriel Rionaldi Wijaya (Frater Aldi) → Tingkat 4
Kelas isyarat ini dilaksanakan dengan melibatkan empat (4) pembakti dan empat (4) UBK Tuli dari berbagai paroki yang tergabung di KOMPAK, untuk kemudian terlibat sebagai pengajar. Empat (4) UBK Tuli tersebut diantaranya: Maspia Siahaan, Anastasia Irma, Matheas Tedy, dan Yohanes Hendra. Pelaksanaan kelas isyarat ini dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu secara hadir fisik (offline) dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Kelas isyarat dilaksanakan dalam rangka menjalin persaudaraan dengan saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan dalam pendengaran atau teman-teman tuli. Pembelajaran difokuskan pada penggunaan Bahasa Isyarat yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan juga dalam Perayaan Ekaristi. Hasil akhir dari kelas isyarat ini diharapkan agar para Frater dapat menjadi “telinga” untuk teman-teman Tuli, sehingga teman-teman Tuli bisa mengikuti, merasakan, dan mendapatkan pemahaman dan perasaan yang sama dengan para umat lainnya pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi.
Seperti kelas pada umumnya, para Frater OFM ini juga harus melewati tes sebanyak 2 kali. Tes pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Mei 2021 dan tes kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Mei 2021. Para penguji dalam tes isyarat ini berbeda antara pelaksanaan pertama dan pelaksanaan kedua.
Pada tes isyarat pertama, para penguji yang terlibat adalah:
- Klemensia Sheny;
- Firmansjah (Sasa);
- Thomas;
- Yohanes Santaria (Amuk)
Kemudian tes isyarat kedua, para penguji yang terlibat adalah:
- Klemensia Sheny;
- Maspia Siahaan;
- Matheas Tedy;
- Anastasia Irma;
- Yohanes Hendra.
Para Frater mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian dan mengutarakan ketertarikannya pada Bahasa isyarat, contohnya seperti Frater Vedo, “Saya ingin menjadi telinga bagi teman-teman Tuli dimana pun mereka berada nanti, kami sebagai Frater diutus kemana saja dan jika di sana ada teman-teman Tuli setidaknya saya ada kunci atau kekuatan untuk bisa membawa mereka untuk tetap berpaut pada Yesus Kristus dengan bahasa isyarat”.
Kita berharap gereja bisa mulai terbuka untuk teman-teman disabilitas, salah satunya teman-teman Tuli sehingga akhirnya teman-teman Tuli pun merasa diterima di gereja. Dan pada akhirnya, kehadiran teman-teman Tuli menjadi pelengkap tubuh Gereja itu sendiri, sama seperti umat lainnya.
Semoga kita semua bisa menjadi saudara bagi teman-teman Tuli.
Salam KOMPAK selalu
Para Frater praktek Bahasa Isyarat dalam Kelas Pengajaran
Kebersamaan Para Frater dengan Para UBK
Romo Taucen Hotlan Girsang, OFM membacakan materi ujian untuk Para Frater