Sejalan dengan tema yang diusung dalam Sinode Uskup Tahun 2021 s.d. 2023, yaitu persekutuan umat beriman (communio), keterlibatan semua (partisipasi), dan perutusan (misi), pada tahun 2023 ini, K.O.M.P.A.K bekerja sama dengan Tim Pembina Misdinar dan Seksi Liturgi Paroki Santo Paulus Depok membina 2 orang Penyandang Disabilitas Sensorik Pendengaran (Tuli) yaitu Bagas dan Rafael untuk terlibat sebagai putra altar (misdinar) dalam Perayaan Ekaristi.
Bagas dan Rafael tergabung dalam pembinaan misdinar bersama dengan calon misdinar lainnya yang mayoritas adalah non disabilitas. Pembinaan dilakukan setiap hari Minggu dan berlangsung selama 18 kali pertemuan, berupa teori, praktik, dan juga tes tertulis. Pertemuan perdana dilaksanakan pada Minggu, 16 Juli 2023. Bagas dan Rafael didampingi oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI) selama mengikuti pembinaan misdinar.
Sementara rangkaian pembinaan masih berlangsung, Bagas dan Rafael beserta beberapa calon misdinar kemudian ditugaskan dalam uji coba tugas misdinar pada Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa XXXI yang diselenggarakan pada hari Minggu, 5 November 2023. Perayaan Ekaristi ini dipersembahkan secara konselebrasi oleh RP. Oki Dwihatmanto, OFM, RP. Santono Situmorang, OFM, dan didampingi oleh Diakon Guido Ganggus.
Di penghujung pembinaan Misdinar tibalah hari yang membahagiakan. Minggu, 26 November 2023, dalam Perayaan Ekaristi Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, Bagas dan Rafael beserta 41 calon misdinar lainnya dilantik dan resmi menyandang tugas sebagai Misdinar dalam Perayaan Ekaristi di Paroki Santo Paulus Depok. Perayaan Ekaristi Pelantikan Misdinar ini dipersembahkan oleh RP. Agustinus Anton Widarto, OFM dan didampingi oleh Diakon Guido Ganggus.
Dalam kesempatan yang membahagiakan ini, salah satu teman disabilitas tuli yang akrab dipanggil Bagas menjadi perwakilan para calon misdinar untuk menerima jubah misdinar. Romo Anton membuka homili Misa dengan sapaan “Dominus Vobiscum” atau yang sering kita dengar “Tuhan sertamu”. “Kedekatan kita dengan Tuhan ditandai dengan pelayanan kita, kepada orang yang lemah, miskin, terpinggirkan, dan dalam penjara. Panggilan dalam pelayanan adalah panggilan untuk mengasihi Tuhan. Tuhan mengidentikan diri sebagai mereka yang lemah, miskin, terpinggirkan, dan dalam penjara. Pelayanan Misdinar mempunyai pegangan bahwa Tuhanlah gembalaku. Dan untuk pertama kalinya, pelayanan ini dibuka untuk semua tanpa pengecualian, ada 2 penyandang disabilitas tuli yang bergabung menjadi misdinar. Artinya kita semua diakui untuk bisa melayani di Paroki ini. Semoga dengan dilantik menjadi misdinar diteguhkan dalam pelayanan bahwa pengalaman ini menjadi bekal yang baik untuk masa depan kalian.”, tukas Romo Anton dalam homili.
Kita bersyukur atas momen ini, Bagas dan Rafael menjadi tanda inklusivitas Gereja kepada umat yang rindu untuk melayani Tuhan. Kiranya Bagas dan Rafael menjadi semangat untuk para penyandang disabilitas untuk tetap berkarya.
Santo Tarsisius, doakanlah kami. Amin
Salam K.O.M.P.A.K selalu
Penulis : Tim MEKSIKO
Editor : Sekretariat K.O.M.P.A.K